![]() |
Gambar beserta pasutri lumpuh yang hidup sebatang kara di tambak, beserta keterangan dokumen mereka. |
Surabaya,KanalberitaNews.my.id - Kisah pilu dialami pasangan suami istri, Prayitno dan Darwati, yang terpaksa hidup bertahun-tahun di tengah kawasan tambak daerah Klakah, Surabaya, usai diusir oleh keponakan dari rumah keluarga mereka di Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo.
Prayitno, pria kelahiran Ponorogo, dan istrinya Darwati, saat ini dalam kondisi memprihatinkan.
Sang istri mengalami kelumpuhan dan sering kali pingsan, sementara anak mereka juga menghadapi kondisi kesehatan serupa.
Keberadaan mereka akhirnya diketahui oleh relawan dari tim kemanusiaan RBES (Relawan bencana emergency sosial) yang segera bertindak memberikan bantuan.
Pada Rabu (26/6/2025), salah satu anggota tim RBES, Joni, melaporkan kondisi pasangan tersebut kepada Ketua RBES, Bambang Siswoyo.
Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan koordinasi kepada Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya untuk memberikan penanganan medis kepada Darwati.
Meski telah ditawari tempat tinggal yang lebih layak, pasangan ini memilih tetap tinggal di lokasi tambak karena kondisi Darwati yang belum stabil dan masih sering kehilangan kesadaran.
Namun, mereka bersedia menjalani pengobatan secara berkala di Puskesmas setempat.
Dinkes telah menyediakan transportasi berupa ambulans melalui program "Satu Kelurahan Satu Ambulans" guna memudahkan akses pengobatan.
Tim RBES juga berkomitmen untuk terus memantau kondisi kesehatan Darwati hingga pulih dan dapat menjalani kehidupan yang lebih layak.
Sebagai bagian dari tindak lanjut, pasangan tersebut dijadwalkan kembali menjalani pemeriksaan kesehatan pada Senin, 30 Juni 2025 mendatang sebagai bagian dari kontrol rutin. (Misto/Red)